Konflik Antara Penerus Kerajaan Majapahit

Agar tidak terjadi hal yang demikian, maka Ki Ageng Pengging, Syekh Siti Jenar serta murid dan sahabatnya dijatuhi hukuman mati , dengan perintah Sultan Demak. Demikian juga Pangeran Panggung tidak ketinggalan, dipidana dimasukan kedalam bara api hidup-hidup di alun-alun Demak, sebagai peringatan agar msyarakat merasa takut, dan kalau sudah takut mereka mau membuang ajaran Syekh Siti Jenar. Diceritakan Pangeran Panggung tidak mempan oleh amuk api, dan kemudian melompat keluar dari dalam api, meninggalkan Demak. Sultan Bintara dan segenap para wali terbengong-bengong dan terkagum-kagum serta terpengaruh kewibawaan serta kesaktian Sunan Panggung, hanya kamitenggengen ( terdiam) seperti tugu. Sesudah sementara waktu, Pangeran Panggung sudah jauh, Sultan dan para wali baru ingat jika Sunan Panggung sudah pergi dari tempat pidana, serta merasa kalah. Disertai dengan banyak prajurit Sunan Geseng atau Ki Cakrajaya pergi menyusul sunan Panggung.  Sebagian pengikut yang tidak tertangkap pergi meninggalkan Demak mencari selamat.
Para sahabat dan murid yang masih hidup, masih tetap melestarikan ajaran Syekh siti Jenar tentang pengetahuan pasamaden, tetapi kemudian dibalut dengan pengajaran syariat Islam, agar tidak diganggu gugat oleh para wali yang menjadi alat Negara.


Demikianlah Sebenarnya kejadian ini  adalah konflik kekuasaan antara Para penerus kerajaan majapahit , Banyak sekali keturunan Raja Majapahit yang berguru kepada Syech Siti Jenar . Kerajaan Demak takut bila nanti Perguruan Syekh Siti Jenar besar akan menggulingkan kerajaan Demak .

Tidak ada komentar: